TRENGGALEK, e-Stunting - Pemerintah Kabupaten Trenggalek menyelenggarakan Koordinasi Konvergensi Lintas Sektor dan Lintas Program dalam menurunkan Stunting “REMBUK STUNTING” di Hall Majapahit Hotel Hayamwuruk, Senin (16/3/2020). Rembuk stunting merupakan aksi ketiga dari delapan aksi integrasi intervensi penurunan stunting. Aksi ini merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah kabupaten untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat. Acara ini melibatkan 500 peserta dari lintas sektor dan lintas program antara lain Bupati, DPRD, Sekretaris Daerah, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekretariat Daerah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Timur, Kepala Organisasi Perangkat Daerah, Konsultan UNICEF dan WHO Jawa Timur, Tenaga Ahli Dirjen Bangda, Kementerian Dalam Negeri Perwakilan Jawa Timur dan Narasumber, Camat se-Kabupaten, Kepala Puskesmas, Kepala Desa, Ketua TP-PKK, Tamu undangan lainnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dr. Saeroni selaku Ketua Panitia menyampaiakan bahwa Kabupaten Trenggalek telah ditetapkan dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting ke dalam 100 kabupaten wilayah prioritas penanganan tahun 2018, dan merencanakan perluasan penanganan secara bertahap sampai dengan seluruh kabupaten/kota tertangani pada 2021. Sebagai tindak lanjut dari penetapan tersebut telah melaksanakan rapat koordinasi lintas sektor di tingkat kabupaten dan forum untuk membahas analisis lokasi-lokasi yang memerlukan prioritas penanganan dan analisis intervensi layanan yang memerlukan prioritas penanganan. Pembahasan itu mengahsilkan kesepakatan tentang calon desa lokus (prioritas) penanganan stunting tahun 2021 sejumlah 21 desa dan menyusun rekomendasi intervensi (program kegiatan prioritas) di wilayah desa lokus pada tahun 2021.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, yang membuka Rembuk Stunting tersebut menyampaikan bahwa Rembuk Stunting ini merupakan wujud Koordinasi Konvergensi Lintas Sektor dan Lintas Program dalam menurunkan Stunting di Kabupaten Trenggalek. Dalam upaya tersebut, Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga tengah merumuskan insentif kepada Desa untuk digunakan sebagai perbaikan gizi kepada masyarakat. Beliau juga berpesan agar pemerintah desa lokasi prioritas untuk meningkatkan alokasi kebutuhan pendanan program dan kegiatan terkait dengan percepatan penurunan stunting dalam rancangan apbdes Tahun 2020/2021.
Acara ini juga mengadakan sesi talkshow yang dimoderatori oleh Esti Ayu Nusworini, S.KM. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan PPKB dengan menghadirkan narasumber Yudhi Anggoro, SE., Tim Leader Bina Bangda Kemendagri Regional III dan dr. Endah Setyorini, Sp.A (K)., Dokter Spesialis Anak RSUD Dr. Soedomo Kab. Trenggalek. Yudhi Anggoro, SE. menyampaiakan perihal pemantauan berbasis web pelaksanaan konvergensi intervensi penurunan stunting terintegrasi yang sedang dikembangkan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah-Kementerian Dalam Negeri. Data/informasi yang diperoleh melalui alat bantu ini selanjutnya menjadi salah satu informasi pendukung proses penilaian kinerja kabupaten/kota. Selain untuk mendukung proses penilaian kinerja kabupaten/kota, data/informasi yang diperoleh juga bermanfaat untuk proses pembelajaran antar kabupaten/kota dan untuk penajaman kegiatan pembinaan dan pengawasan provinsi bagi kabupaten/kota di wilayahnya.
Dalam paparannya dr. Endah Setyorini, Sp.A (K) menyampaikan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan. Menurutnya standar yang dipakai untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal adalah Buku KIA. Selain itu beliau juga menuturkan aspek penting yang mepengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah nutrisi dan stimulasi, dimana menyusu ASI merupakan bentuk pemberian nutrisi dan stimulasi terbaik sepanjang masa.
Dengan diadakannya Rembuk Stunting ini seluruh pihak yang terlibat diharapkan dapat bergerak secara terintegrasi dalam penanganan stunting.
No comments:
Post a Comment